Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Salam Sayang untuk Raden Mandasia, si Pencuri Daging Sapi

Doc pribadi Biasanya sebagai pengantar, ada kalimat nendang yang sengaja dipilih oleh si pemberi ulasan, maka dari itu, saya akan mencantumkan ini sebagai pembuka : “ Sesuatu yang sempurna tak punya hasrat lagi mencari ” Alasannya, suka aja sih. Lebih nyaman bilang “Owww..damn!” ketimbang membuat review setelah menyelesaikan Raden Mandasia, si Pencuri Daging Sapi. Buku ini renyah sekali.  Judulnya menggelitik, Karakter-karakter tokohnya membuat wanita tergila-gila. Tergila-gila di sini ibarat Nyai Manggis yang rela memberikan 'kenangan manis' untuk Sungu Lembu. Siapa mereka? Tokoh-tokoh dalam novel ini yang menggugah semangat hidup pembaca. Imajinasinya unik, tidak monoton dan berlimpah ruah. Mas Yusi tidak pelit menebar imajinasi pula twist. Banyak sekali kejutan yang seolah diciptakan untuk memanjakan pembaca.             Untuk beberapa kalangan memang sedikit vulgar, tapi saya menyantapnya sendiri. Sebagai manusia normal, yan

Ulang Tahun Pernikahan

Rasanya baru kemarin sore kita menikah, rupanya sudah memasuki ulang tahun yang pertama. Aku tak banyak memikirkan hal-hal baik hari ini. Kau pun kembali menyibukkan diri setelah mengucap, "happy anniversary, Sayang." Kau pasti bersusah payah mengingat-ingat tanggal kemarin, hanya agar aku tak marah. Aku sendiri heran mengapa perempuan mudah sekali marah ketika pasangannya lupa tanggal peringatan sesuatu. Aku juga heran mengapa laki-laki tak pernah peduli dengan tanggal pering atan. Tapi aku tahu kau punya banyak ide agar tak ketinggalan pesta. Salah satunya dengan memasang alarm di ponselmu. Belum lagi facebook hadir seperti kawan sejati, tak pernah absen mengingatkan apa-apa saja yang pernah terjadi hari ini. Terkutuklah kalian dengan masa lalu. Di awal bulan kau sudah membebaniku dengan pertanyaan "mau hadiah apa, Sayang?" Hari-hari berikutnya aku banyak memikirkan jawaban untuk pertanyaanmu. Aku sudah tak lagi berpikir soal panci set, micr

Murakami dan Memoar Lari

  Radarlangit's doc   Saya telah menyiapkan banyak waktu untuk membaca tuntas buku ini. Faktanya, hingga detik ini tak juga selesai. Makin ke halaman ujung, makin enggan saya meneruskan. Entah karena topik lari yang tak begitu saya suka, atau mungkin faktor internal dari dalam diri saya sendiri. Dilema yang saya hadapi adalah, hasrat ingin menyelesaikan karena buku ini karya Murakami, yaitu seorang penulis yang begitu saya suka, dan enggan menyelesaikan karena mungkin saya kurang menikmati topiknya. Meski begitu, banyak poin positif yang bisa saya kantongi dari buku ini. Terutama soal pengaruh lari terhadap kegiatan menulisnya. Pandangan Murakami mengenai menulis lebih objektif dan real. Menurutnya, setiap orang punya cara sendiri untuk menulis, cara satu orang belum tentu sesuai bila diterapkan pada orang lain. Itu lebih fair ketimbang tips-tips cara menulis yang baik –yang kerap berkeliaran. Biar bagaimanapun, kesenangannya berlari telah membawa pengaruh po

She’s Back!

She's back! setelah sekian lama, tertatih-tatih saya mengojok-ojok'i perempuan ini untuk menulis kembali, finally....dia kembali. Sepertinya ia mengganti nama blognya menjadi semacam nama ilmiah tumbuh-tumbuhan, tapi biarlah asalkan ia senang. Mungkin ia lupa, dulu ketika ia berangkat untuk menjalani hidup baru sebagai abdi negara, saya pernah berkata, "kalau keberadaanmu di sana menjadikanmu impotensi menulis, saya orang pertama yang akan membullymu habis-habisan!" Semua itu terlontar akibat rasa kecewa yang teramat dalam.  Mari kita putar waktu sebentar ke arah 2 tahun lalu. Saya berpindah ke Semarang, memilih bekerja dan kos yang letaknya tak jauh dari tempat tinggalnya. Kami berencana untuk bertemu setiap weekend, menghabiskan hari bersama dan perlaha-lahan menata mimpi kami, membangun media. Berjalan hanya sekian kali, hingga tiba-tiba berita itu datang. Ia diterima di salah satu instansi negeri dan diharuskan pindah ke pulau seberang. Baginya memang in

Menjaring Ide

Aku ingin bercerai dari segala hal yang menundaku menulis, Aku ingin sebentar menghentikan jadwal agar malam ini bisa menyedu kopi dan pagiku terselamatkan, Tapi aku tak bisa minum kopi karena suamiku -yang begitu peduli pada lambungku- berkata dari ujung telefon “Sayang, jangan minum kopi dulu ya,” Lagi pula, aku tak bisa minum kopi karena besok harus bangun pagi-pagi. Setelahnya, aku ingin ide-ide muncul di sela-selaku mencuci kaos beraroma asam, di antara runcing pisau selepas mengiris bawang, atau di sela-sela busa dari piring bekas makan sayur ikan yang sedang kucuci. Aku ingin digerogoti ide, besok. Bersamaan dengan mentari yang perlahan-lahan meninggi, hingga lupa diri.

Tentang Blog-blog yang Sering Saya Kunjungi

Selain membaca, menulis, menjadi istri dan meng-unfriend teman-teman facebook yang tidak dikenal, akhir-akhir ini saya juga gemar melakukan blogwalking. Mengingat blog teman yang masih saya ingat cuma WarungKopi Kothok milik Kang Anu dan aghasenja milik Mbak Atha -yang sesekali muncul di permukaan timeline, maka saya lebih memfokuskan diri untuk membiak-biak blog-blog para penulis ternama. Sebetulnya ada beberapa blog teman yang pernah saya buka, namun karena lebih sering vakum, lebih mudah bagi saya untuk lupa membukanya. Salah satu contohnya blog milik M. Affandi dengan nama menggelitik kulistroom yang mungkin saat ini sudah berkarat karena jarang disetrum, lalu ada blog bela-indonesia.blogspot.com milik bela jannahti yang mudah diingat oleh orang Indonesia. Blog milik Uswahdani yang jujur saya lupa namanya karena hampir tidak pernah dishare pun dipajang di profil sosmed miliknya. Ada juga rizalnamanya.blogspot.com yang baru saja berusaha keras saya ingat demi bisa saya