Skip to main content

Mengira-ira Sedimen Senja



irero.doc


Terkadang saya membaca habis satu buah novel hanya karena penasaran dengan judulnya. Pertimbangan lain bisa jadi karena tahu betul karakter tulisan si penulis, meski yang seperti itu hanya sekian persen. Jumlah umur tak sebanding dengan jumlah karya tulis yang telah terbit, pengetahuan masih terbatas, mau tak mau kita acapkali menggunakan aji ‘kira-kira’ ketika memilih satu buku untuk dibeli. Beberapa bahan pertimbangan lain yang digunakan seperti ; penerbit, resensi, endorsement, serta review dari pembaca sebelumnya memiliki pengaruh cukup besar. Di luar itu, upaya team pemasaran dalam mengemas dan menerapkan strategi marketing cukup memberi input positif untuk dipilihnya suatu karya. Sayangnya, alasan saya membeli novel ini adalah karena kebetulan mendapat harga yang sangat miring di samping nama S.N Ratmana yang menarik untuk dikenal lebih jauh.

Saya kurang tertarik membahas isi pasca membaca habis novel ini. saya hanya ingin sedikit mengira-ira. Mungkin naskah novel ini sudah ditulis cukup lama, lalu diendapkan oleh S.N Ratmana, kemudian oleh editor di gubah bagian depannya (lead) sehingga memiliki daya hisap pembaca untuk terus membuka halaman berikutnya. Kemungkinan yang lain, novel ini memang baru ditulis namun menggunakan setting masa lalu sesuai dengan gaya penulisan pada masa-masa angkatan S.N Ratmana. Judulnya bisa jadi kombinasi antara inti cerita dengan sedikit bumbu daya jual. 

Pendek kata, novel ini memiliki paragraf pembuka yang menarik.

Comments

Popular posts from this blog

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Jurus Anti Rugi Hidup di Era Digital!

      Sumber : Doc.Pribadi/irerosanaullail   Rugi banget kalau kita hidup di era digital dengan segala kemajuan dan kemudahan dalam berbagai hal tapi kita malah memilih rebahan di rumah dan menjadi penonton serta penikmat dari buah kemajuan tersebut. Kenapa tidak mencoba mengambil peran dan memaksimalkan diri di era ini?! Mulai berbisnis contohnya. Era digital bisa dibilang sangat ramah kepada para pebisnis. Maraknya sosial media serta keberadaan aneka marketplace memudahkan para pelaku bisnis pemula untuk memasarkan produk-produknya. Tentunya kesempatan ini amat sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Salah satu bisnis yang cukup diminati di era digital adalah kuliner. Bisnis kuliner digadang-gadang tidak akan pernah mati. 271 juta jiwa penduduk Indonesia butuh makan untuk melanjutkan hidup. Itulah salah satu alasan mengapa bisnis kuliner akan senantiasa panjang umur. So , tidak ada salahnya jika kita juga melirik bisnis ini. Masalahnya adalah, apa yang ingin dijual? Di sin

Permasalahan Manajemen UKM Sebetulnya Mudah!

sumber : tribunnews.com UKM memiliki peran penting dalam mendongkrak laju pertumbuhaan sekaligus menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Menurut data BPS 2016 jumlah UKM di Indonesia mencapai 26.073.689 unit Usaha. Dengan titik distribusi terbesar berada pada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor yaitu sebanyak 31,54% dan pengolahan sebanyak 23, 00%.   Sektor lain yang memiliki porsi besar di antaranya penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman yang menduduki porsi sebanyak   11, 66%, disusul sektor pendidikan dan konstruksi. Sementara Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyebutkan bahwa UMKM tahun 2016-2017 berjumlah 62.922.617 unit yang mana jumlah tersebut mecangkup 99,9 persen dari total unit usaha di Indonesia. Tahun 2018 Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan bahwa UKM menyumbang PDB lebih besar yakni sebanyak 93,4% sementara usaha menengah 5,1% dan usaha besar hanya m