Skip to main content

Dalam Pesta Kamera




Edisi Korea Latern Park Jateng Fair 2014

Irero Doc.

Ada pesta kamera di Jateng Fair 2014.  Penyuka foto, penyuka lampion, penyuka keramaian dan hiburan malam tengah di manja dengan kehadiran Korea Latern Park di Jateng Fair 2014. Spot area yang khusus mengusung nuansa Korea dari lampion ini mulai menampakkan kemeriahan cahaya seiring tenggelamnya matahari. Makin gelap makin padat pula orang yang datang berkunjung. 

Irero Doc.

Panitia rupanya cerdas membaca fenomena yang sedang in di masyarakat.  Memadukan unsur Korea menjadi spot yang bagus untuk memenuhi mereka yang haus akan narsisme.  Zaman sekarang siapa yang tak punya kamera, hampir setiap pengunjung mengeluarkan telefon genggam dan tak mau ketinggalan untuk mengabadikan pose mereka bersama spot-spot lucu di KLP.   

Irero Doc.

Secara pribadi saya berkata ‘Wow indah nian tatanan lampion dengan berbagai bentuk ini’. saya adalah penyuka lampu dan segala hal yang menyiratkan sinar terang. Menurut saya, paduan gelap malam bersama sinar adalah keindahan yang teramat sangat. Romantis, eksotis dan mendamaikan.
Yang terlihat di berbagai sudut adalah orang serentak memainkan kamera baik dari Handphone, kamera pocket maupun DSLR. Semua orang berkonsentrasi dengan pose diri sendiri dan kamera. Entah apa yang dibidik, keabadiaan momen-kah? Keindahan-kah? Atau kepuasan diri? Itu hak setiap individu.

Irero Doc.

Malam lalu saya kebetulan berjalan sendirian, menikmati gemerlapnya lampion sembari memperhatikan tingkap polah orang-orang.  Senang sekali mereka, bahagia memang begitu sederhana. Pergi ke event lokal bersama orang terkasih dengan hanya berbekal kamera Handphone. Mungkin ada yang lebih rumit, tapi mungkin juga ada yang sesederhana itu.

irero Doc.

Saya jadi berfikir, bila dahulu kamera belum menjamur murah seperti sekarang, bagaimana keadaan orang-orang ketika berkunjung ke suatu hiburan? Bagaimana bila eksotisme ini terjadi 20 tahun lalu dan katakanlah hanya beberapa yang membawa kamera dengan roll film. Lalu apa yang mereka lakukan? Duduk bersebelahan dengan sang kekasih sembari menyandarkan kepala ke bahu dan menikmati eksotisme lampu? Bercanda atau mungkin sedikit bercumbu? Berjalan beriringan sembari tangan si perempuan bergelayutan di lengan si lelaki sembari terkagum memandangi lampu?

Irero Doc

Dalam keheningan saat menikmati suasana, mereka sebenarnya tidak hanya sedang menikmati, tapi juga tengah mengabadikan momen melalui pikiran dan hati.  Seberapa kuat ingatan itu? saya rasa cukup kuat untuk di ingat selama berpuluh-puluh tahun ke depan dan diceritakan kepada anak cucu kelak. Jaman dulu hiburan juga tak begitu banyak, oleh karenanya setiap hiburan terasa spesial dalam ingatan.

Irero Doc.
Banyak cara untuk menikmati dan mengabadikan suasana. Kalau versi saya, ada kalanya kita letakkan kamera,lalu berkonsentrasi menikmati panorama sekitar dan menyesapi setiap perasaan yang hadir di antaranya. Biarkan pikiran dan hati menaruh perhatian dan berproses untuk membentuk kenangan. Gunakan kamera secukupnya dan tidak membiarkannya menguasai seluruh kenangan yang ada. Karena tidak setiap rasa bisa tertangkap oleh kamera. 

Irero Doc.



Irero Doc.


Enjoy visit Jateng Fair 2014 and good luck :D

Comments

Popular posts from this blog

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Jurus Anti Rugi Hidup di Era Digital!

      Sumber : Doc.Pribadi/irerosanaullail   Rugi banget kalau kita hidup di era digital dengan segala kemajuan dan kemudahan dalam berbagai hal tapi kita malah memilih rebahan di rumah dan menjadi penonton serta penikmat dari buah kemajuan tersebut. Kenapa tidak mencoba mengambil peran dan memaksimalkan diri di era ini?! Mulai berbisnis contohnya. Era digital bisa dibilang sangat ramah kepada para pebisnis. Maraknya sosial media serta keberadaan aneka marketplace memudahkan para pelaku bisnis pemula untuk memasarkan produk-produknya. Tentunya kesempatan ini amat sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Salah satu bisnis yang cukup diminati di era digital adalah kuliner. Bisnis kuliner digadang-gadang tidak akan pernah mati. 271 juta jiwa penduduk Indonesia butuh makan untuk melanjutkan hidup. Itulah salah satu alasan mengapa bisnis kuliner akan senantiasa panjang umur. So , tidak ada salahnya jika kita juga melirik bisnis ini. Masalahnya adalah, apa yang ingin dijual? Di sin

100 Blogger dan Sejuta Optimisme dalam Anniversary ke 9th Bloggercrony

  dokpri/irerosana “Hiduplah seolah-olah kamu akan mati besok. Belajarlah seolah-olah kamu hidup selamanya.” Itulah quotes yang menjadi pecutan saya untuk terus mengembangkan diri khususnya di dunia tulis menulis. Menjadi seorang blogger memang dituntut untuk terus belajar dan belajar karena itulah salah satu amunisi yang bisa kita pakai untuk bisa terus menulis. Belajar tidak melulu harus di depan buku dan laptop. Berinteraksi dan berkumpul antar sesama blogger pun bisa menjadi jalan untuk menambah ilmu. Keyakinan itulah yang saya bawa ketika hadir pada perayaan 9 tahun Bloggercrony yang diadakan di Carro Indonesia Pondok Indah. Saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menjalin relasi serta menimba ilmu dengan bertemu kurang lebih 100 blogger dari berbagai daerah di Indonesia. Usia saya di Bloggercrony memang masih seumur jagung, baru beberapa bulan bergabung dan bahkan belum genap setahun. Ibarat bayi saya masih belajar untuk merangkak secara tegak. Karena itulah perayaan