Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2013

Malam Tahun Baru Rei

Rei menatap mata Teddy Bear di hadapannya.   Mencoba mentransformasikan apa yang ada di pikirannya.   Si Teddy layaknya boneka sejati, tak bergerak pula tak bernafas. Tapi mata Teddy seolah menatap balik ke Rei, dia mengerti kegalauan yang tengah melanda tuannya. “Kau tau aku menggilai kembang api?” kata Rei, akhirnya. Tangannya menekuk kepala Teddy untuk membuktikan bahwa dia tidak sedang berbicara sendiri. “Dan kau tahu setiap malam pergantian tahun aku selalu menikmatinya?” kembali Rei menganggukkan Teddy. “Kembang api itu menyimpan harapan banyak orang, dia hanya dimunculkan dalam acara-acara tertentu, simbol kebahagiaan. Bahkan, kembang api itu mutlak kebahagiaan, tak seorang pun pilu ketika melihatnya, bukan?” Teddy hanya terdiam. Rei berhenti berkata beberapa saat.   Sisa angin malam dalam kamarnya perlahan menelusuri pori-pori, merasuk membalut hatinya yang tengah kalut.   Malam ini tak akan ada kembang api, bahkan dalam imanjinasi Rei. Rei enggan melihat kem

Ramenya Rasa “Penjaja Cerita Cinta”

Judul Buku          : Penjaja Cerita Cinta Penulis                  : @edi_akhiles Penerbit                : Diva Press Tahun terbit         : 2013 Jml hal                   : 192 “Penjaja Cerita Cinta”, judul buku itu menyimpan seribu tanya di kepala saya, apa gerangan kira-kira isinya? Apakah seorang cowok playboy yang doyan berkata-kata? Owh, atau mungkin cerita mengenai seseorang yang suka menjajal berbagai kisah asmara? Kurang lebih begitulah tanda tanya besar dalam otak saya. Coba-coba menerka, tapi setelah   saya buka, saya telusuri kata per kata, semua imajinasi saya ambyar .... pyaaarrr ....! unpredictable ! Sebuah imajinasi menarik yang dibalut siratan makna dalam kemasan bahasa yang puitis. Penulis cerdas memainkan diksi. Bahkan saya harus bersabar mencerna makna per kalimat akibat diksi yang digunakan tidak biasa dan tidak bisa saya terka. Pun saya tidak terpikir akan menggunakan kata pengganti model semacam itu jika saja saya yang menulis.

Detik yang Baru

Tiba-tiba aku berhasrat ingin menulis tentang masa lalu.   Menceritakan seseorang ex-boyfriend , tapi aku sanksi apa masih bisa aku sebut dia ‘mantan’, karna sepertinya kami tak pernah pacaran, hanya bermain status. Tulisan ini hanya sebuah persembahan untuk pernikahannya. Wujud doaku untuk menjadikan pernikahannya sakinah, mawadah, dan warrahmah, amin. Aku ingin bercerita sedikit mengenai pertemanan singkat kita beberapa tahun lalu.   Saat itu saat di mana aku sakit keras, aku takut Tuhan akan segera memanggilku, dan dalam balutan rasa tak karuan seperti itu, yang aku ingin tuntaskan hanyalah hutang-hutang dan rasa bersalah yang selama itu belum kutebus. Salah satunya, dia. Namanya Charis. Sekian tahun aku berusaha menghindarinya.   Membiarkan dia dalam keterpurukan.   Tentu dia terkejut, kenapa aku yang selalu bersembunyi tiba-tiba muncul. Dia menangkap ‘ketidakberesan’ dalam niatanku. “Aku main ke rumah ya?” katanya. “Jangan...jangan...” balasku melarang. “Kenapa?